New York City Di Mata Mat Kodak (Penjinjing Kamera)
Ada dua pilihan bis dari Philadelphia ke jantung kota New York yang berjarak tempuh 2 jam, Greyhound Dan Century, terminal Bis Century di kedua kota itu berlokasi di tengah China Town. Begitu turun dari Bis Century di N.Y. China Town, wow, tercengang rasanya melihat pemandangan pecinan yang sangat sibuk ini!
Restoran, gedung pertokoan, maupun gedung huniannya serba berjejalan, hiruk pikuk kendaraan ditimpali logat bahasa yang setengah berteriak. Perasaan seperti terdampar di kota Hongkong dalam skala lebih gede. Tapi bangunlah, ini New York, Bung! Bagi Mat Kodak, seperti halnya Pulau Bali, setiap sudut kota banyak dijumpai obyek foto layak untuk dijepret! Tapi fokuslah! Metropolitan New York dibangun dengan cita rasa sangat artistik, juga luar biasa luas, kita tak dapat dalam waktu sehari mau ‘menelan’ semuanya. Hitung waktu yang ada dan pilih obyek mana yang diprioritaskan, salah hitung hasilnya malah bisa seperti turis yang memotret dari balik jendela bis wisata doang!
Mengikuti rencana, siang itu ayunkan langkah saja tanpa target muluk-muluk, nikmati nuansa ‘kia-kia’ (jalan-jalan) di China Town. Dari seratusan frame yang dijepret, penulis memilih Foto Passing Cebra Cross: sebagian besar gambar didominasi papan-papan petunjuk jalan, lampu trafik, dan bengunan bertingkat yang seolah-olah ‘mengerubuti’ nenek tipikal Tionghwa sedang tertatih-tatih pada ujung terakhir dari sang zebra cross.
Rute hari berikut: Wall Street, Broadway. Refleksi ‘ground zero’, bekas gedung WTC yang sedang dibangun, lewat kaca jendela kantor Tribute WTC Centre.
Selepas tengah hari masuk ke terminal ferry yang hilir mudik ke Pulau Liberty. Ya, melihat dan memotret patung Liberty adalah salah satu obsesi penting kali ini dalam wisata ke negeri paman Sam! Perlu waktu panjang dan sabar untuk dapat naik ke ferry, beli tiket antrinya melingkar-lingkar, setelah itu pada lajur yang berbeda antri panjang lagi untuk masuk dermaga. Pemeriksaan barang bawaan sebelum naik ferry ketatnya tak ubahnya seperti security check di bandara, semua masuk keranjang plastik untuk di x ray, termasuk sepatu! Tak sampai 20 menit ferry telah mendekati Liberty dan mendarat di pulau itu. Tiada kata lain ketika menyaksikan sendiri patung cantik berukuran raksasa ini: menakjubkan nian! Jutaan ‘imigran tempo doeloe’ yang dengan susah payah naik kapal laut masuk ke Amerika, mempunyai memori indah kepada patung ‘selamat datang’ yang dibangun orang Perancis untuk mereka ini!
Patung Liberty-nya ‘same old story’, penulis sudah berdiri hanya beberapa puluh meter dari fondasi yang melandasi Liberty, dan siang itu dianugrahi cuaca luar biasa cerah, kolong langit biru cantik melatar-belakangi sang patung, hal lain apa lagi yang bisa diharapkan? Entah datang dari arah mana, tiba-tiba angin mendorong sekelompok awan tipis, dalam formasi seolah-olah membentuk asap putih mengepul dari ujung obor, yang sedang menjulang anggun diacungkan oleh Sang Dewi Liberty! Thanks God! ***** (Joseph AB)
Foto (1) Liberty, (2) Wall Street, (3) Passing Zebra Cross, (4) Live Statue, (5) Tribute WTC Centre, (6) Never Sleep City
Monday, 17 September 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)