Sunday, 7 September 2008

ANUGERAH DI BALIK KABUT DATARAN TINGGI DIENG

Solanum Tuberosum L, nama Latin dari tanaman kentang, yang mempunyai peranan penting dalam upaya umat manusia masa kini memerangi kelaparan, perbaikan nutrisi, dan peningkatan pendapatan bagi negara-negara miskin di dunia ke tiga.



Tanaman jenis umbi bergizi yang kaya akan vitamin C, kalium serta protein ini, dapat dijumpai di sepanjang pegunungan Andes, dataran tinggi Yunnan, Eropa Utara sampai Ukraina. Begitu pula di benua Afrika, semenjak peperangan berhenti di Anggola, produksi kentang betambah 1200 persen(!) per-tahun. Di Rwanda naik dari 100.000 ton (1961), menjadi 1,3 JUTA TON (2007) pertahun.

Dalam dekade belakangan ini diam-diam Indonesia-pun telah menjadi negara penghasil kentang terbesar di Asia Tenggara!

Kentang di Dieng Plateau

Salah satu daerah penghasil kentang terbaik di pulau Jawa terletak di dataran tinggi Dieng. Yang sebenarnya sekaligus berpotensi menjadi daerah tujuan wisata luar biasa, dengan peninggalan budaya berupa candi-candi Hindu terhampar di lahan berketinggian di atas 2000 meter di atas permukaan laut, sayangnya sarana ke wilayah ini belum terjamah secara memadai.



Setiap 100 hari, petani kentang di Dieng dapat berpanen ria sekali, dengan menghasilkan buah kentang yang diminati konsumen; berbuah besar, “berdaging” kuning dan harum. Hal mana peranan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) bersama KUD setempat dalam “penciptaan benih unggul kentang bermutu”, patut dihargai oleh petani di Dieng.





Dengan harga perkilo berkisar dari Rp 3500,- sampai yang berbuah kecil Rp 1000,- perkilo, dan panen lebih dari 3 kali setahun, petani kentang di Dieng memperoleh kesejahteraan yang layak disyukuri. Kalaupun ada keluh kesah yang muncul, tak lain hanya soal mahalnya harga obat anti hama atau obat penyubur tanaman kentang, yang berupa bubuk kemasan untuk dilarutkan dalam air dengan rasio tertentu, kemudian 4 hari sekali disemprotkan secara merata.

--“Kami memang memakai pupuk kandang juga, tapi kalau tidak disemproti obat penyubur dan obat anti hama, hasil panen tidak maksimal.”, kata Sukirno, 24 tahun, pemuda tegap dari dusun Patak Banteng, yang jari jemari atau bibirnya tak pernah lepas dari rokok klembak menyan beraroma “malam jumat kliwon”.



Nyaris setiap jengkal tanah, dari ujung perbukitan sampai celah-celah lembah Dieng Plateau, dihiasi kontur tanah olahan ladang kentang, atmosfir yang senantiasa dibalut kabut diyakini berperan serta dalam menciptakan tanaman kentang jenis unggul di wilayah bertemperatur dingin ini.



Potensi alam lain yang berperan besar di Dieng adalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap, serta Pabrik Penanaman serta Pengalengan Jamur yang sedang menggeliat kembali, serta istirahat sepanjang 10 tahun. Namun semua pihak yang berkepentingan di Dieng Plateau perlu ekstra waspada serta hati-hati, khususnya dalam hal pemeliharaan sumber-sumber mata air yang tersedia. Dengan kata lain lampu kuning telah menyala, perlu program-program perbaikan nan serius dalam soal “tidak mengabaikan” ekosistem jangka panjang berkenaan dengan alam serta lingkungannya.
Pasalnya dibandingkan dekade-dekade sebelumnya, populasi kawasan hutan hijau di dataran tinggi ini telah semakin berkurang secara berkala, dan dalam kecepatan yang amat drastis!


Moderen dan Profesional

Dengan upaya peningkatan kehidupan petani ke arah yang moderen, profesional, serta yang tak kalah pentingnya; berwawasan lingkungan yang aman dan berkesinambungan dalam kurun waktu panjang, jenis umbian kaya gizi yang membutuhkan hamparan lahan lebih kecil daripada lahan tanaman lain, serta durasi masa panen lebih cepat dan lebih banyak ini, akan langgeng sebagai hidden treasure alias anugerah alam bagi generasi-generasi petani kentang di Dieng Plateau!



Mengingat bahwa “ketahanan” pangan dunia yang semakin berkurang, khususnya bagi dunia ketiga yang makanan pokoknya terbuat dari jenis biji-bijian seperti padi, jangung atau gandum, perhatian dunia digugah untuk meningkatkan peran tanaman kentang sebagai pendukung keamanan pangan serta mengurangi kemiskinan. FAO dan PBB bahkan telah mendeklarasikan tahun 2008 sebagai Tahun Kentang Internasional.

Tulisan dan Foto-Foto : Ali Budiman