
Merapi Nopember 2010, Dusun Deles, Klaten. Foto: Ali Budiman
-”Duh Gusti…”, seorang ibu muda bergegas turun dari bak truk terbuka sambil menggumamkan kalimat bermakna memohon tadi. Ia menggendong sebuah selendang berisi baju, sementara tangannya yang lain mendekap salah seorang anak perempuannya. Dua orang relawan muda dengan sigap menyambut sang ibu muda, anak perempuannya ganti diambil alih, mereka diberi minum, lalu dicarikan tempat di atas lantai bertikar plastik.
Anak perempuan itu dibaringkan , ibu ini air matanya bercucuran ketika menggosokkan minyak angin ke sekujur dada sang anak yang nampak sekali sedang tidak sehat..Sang relawan membisikkan beberapa kalimat penghiburan, bahkan memeluk sang ibu muda dengan penuh pengertian.
Entah tepatnya ada berapa ribu orang yang menalami nasib serupa: tercerai berai dari keluarga, rumah, harta, binatang peliharaan lenyap begitu saja dilalap “sang wedus gembel’, alias awan panas yang dimuntahkan Gunung Merapi beberapa saat lalu.
Sampai awal Nopember 2010, tercatat 107 orang tewas, 103 orang di rawat beberapa di rumah sakit, dan 247 orang masih dinyatakan tak ada kabar beritanya. Sementara itu entah sampai kapan status amat bahaya yang dinamai “Awas” bisa turun secara bertahap. Yang terjadi akhir-akhir ini justru area Awas semakin diperluas.
Hal yang patut disyukuri adalah masih ada ribuan pasukan TNI, Ahli Medis, Donatur, dan juga Relawan-Relawan Bencana yang tanpa gembar gembor tampil ke ujung peristiwa! Relawan tanpa pamrih dating berarti kerusakan korban berkurang.
Mereka adalah pahlawan-pahlawan masa kini yang secara suka rela melakukan misi kemanusiaan dengan penuh welas asih, dan mengorbankan banyak hal untuk kepentingan orang lain, saudara sebangsanya yang sedang mengalami episode tidak enak dalam sejarah hidupnya!










Foto-foto: Ali Budiman
No comments:
Post a Comment